3/29/2009

MENGENAL Kehidupan LEBAH MADU




Lebah termasuk binatang yang selalu lekat dengan image positif. Pekerja keras, tak kenal lelah, solidaritas tinggi dan mampu menjaga keseimbangan antara kualitas input (makanan) dan output yang dihasilkannya (madu, propolis, dll). Kehidupan di sarang lebah pun termasuk kehidupan yang sangat dinamis. Tidak ada yang namanya pengangguran di sarang lebah. Semua bekerja sesuai job masing-masing. Bagaimanakah dinamika kehidupan di sarang lebah?

Lebah Ratu
Lebah ratu merupakan penguasa di sarang lebah. Tugasnya pun terbilang “enak”, yaitu kawin dan bertelur. Semua kebutuhannya dipenuhi oleh lebah pekerja. Dalam 1 sarang lebah hanya ada 1 lebah ratu, dan posisi itu “aman” sampai akhirnya hayatnya. Tidak ada yang dapat menggoyang singgasananya, tidak juga revolusi dari lebah-lebah lain.
Secara fisik lebah ratu lebih besar daripada lebah-lebah lainnya. Sejak berupa larva, lebah ratu diberi makan royal jelly yang memang sangat kaya akan nutrisi. Nutrisi ini sangat mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan setiap harinya. Setelah dikawini oleh ribuan lebah jantan (ini hanya boleh terjadi di dunia lebah), lebah ratu mampu menghasilkan 2.000 telur setiap harinya. Lebah ratu biasanya akan mati setelah mencapai umur 3 tahun dan akan digantikan oleh penerusnya yang memang telah dipersiapkan sebelumnya.

Lebah Pekerja
Bila mendengar kata “pekerja”, benak kita akan membayangkan sosok pekerja yang kuat, gagah dan berjenis kelamin laki-laki. Namun itu tidak berlaku di dunia lebah. Lebah pekerja bukanlah lebah jantan, namun justru lebah betina. Sebagai pekerja, lebah betina tidak pernah menganggur. Selalu ada aktifitas yang dilakukannya.
Diantaranya pekerjaan yang dilakukannya adalah mencari nektar dan pollen, mengumpulkan propolis untuk menambal sarang, dan menjaga keamanan sarang lebah.
Sejak “kecil” lebah betina sudah terbiasa bekerja. Meski masih berumur 3 hari, lebah betina sudah bekerja membersihkan sarang sebelum diisi telur atau bahan makanan. Menginjak umur 4 hari, lebah betina menerima dan menyimpan nektar serta tepung sari yang dikumpulkan para seniornya sesama lebah pekerja. Pada umur 10 hari, lebah betina kemudian mendapat “mandat” untuk membangun sel sarang lebah. Lebah betina juga mendapat tugas untuk memberi makan larva-larva lebah sebanyak 10.000 kali atau setidaknya 1.300 kali per hari. Bandingkan dengan kehidupan kita yang cuma 3 kali sehari memberi makan anak-anak. Begitu berumur 20 hari, lebah betina sudah lulus “uji sertifikasi” keamanan dan bertugas menjaga keamanan sarang lebah dari ancaman musuh. Dan tugas terakhir yang dilakukan lebah pekerja hingga tiba ajalnya adalah mencari nektar dan pollen untuk disimpan di sarangnya.

Lebah Jantan
Status sebagai lebah jantan nampak seperti profesi paling diimpikan bagi kita manusia. Bagaimana tidak? Tugasnya cuma satu, yaitu kawin dengan lebah ratu. Si sarang lebah, lebah jantan praktis hanya bersenang-senang. Sejak kecil diberi makan madu, itupun disuapi oleh lebah betina. Kalaupun lebah jantang juga terbang keluar sarang, itu hanya dilakukan sesekali saat cuaca cerah. Mungkin hanya untuk refreshing dan menjaga agar tetap mood saat ML dengan ratu lebah. Seperti asyik, bukan?
Namun meski pekerjaan lebah jantan cuma satu dan “paling enak”, status sebagai lebah jantan membawa konsekuensi yang sangat berat. Lebah jantan terlahir tanpa kantong polen dan kelenjar malam. Ini menyebabkan lebah jantan tidak mampu mencari dan mengangkut makanan ke dalam sarang. Lebah jantan yang memang tidak mampu memberi kontribusi selain kawin dengan sang ratu ini membuat ia harus rela angkat kaki karena diusir saat musim paceklik tiba. Maklum, stok makanan yang ada diprioritaskan untuk ratu dan larva lebah serta tentu saja lebah betina sebagai pencari makanan. Apesnya, bukan itu saja “nasib buruk” yang harus diterima oleh lebah jantan. Sebab begitu selesai menjalankan tugasnya untuk ML dengan ratu lebah, lebah jantan harus mati.

Dari kehidupan yang unik di atas, dihasilkanlah berbagai produk ajaib yang ternyata sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Di antaranya royal jelly, bee pollen, dan yang paling kita kenal tentu saja madu. Madu yang dihasilkan oleh lebah, baik lebah ternak maupun lebah liar di hutan belantara, mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan maupun mengobati penyakit. Dunia lebah juga memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kehidupan manusia dengan propolis-nya. Propois merupakan bahan perekat bersifat resin yang berfungsi sebagai penambal sarang lebah dan penangkal dari serangan eksternal baik predator maupun virus. Seperti halnya madu, propolis memiliki khasiat yang sangat ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit manusia seperti kanker, diabetes, tuberkulosis bahkan gagal ginjal. Di samping madu dan propolis, dunia lebah juga menghasilkan royal jelly dan bee polen yang juga kaya akan nutrisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar